Friday 24 May 2013

Remaja dan Pernikahan Dini

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja tentunya memerlukan adanya penyesuaian diri. Namun demikian, seringkali remaja sulit menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya, seperti misalnya dalam mengendalikan hawa nafsu yang bergejolak, akibatnya banyak kasus hamil pranikah dan aborsi yang disebabkan oleh seks bebas. Masalah seksual inilah yang juga sering dijadikan alasan pernikahan muda.

Dalam sebuah pernikahan tentunya dibutuhkan juga penyesuaian diri, baik terhadap pasangan, keluarga maupun lingkungan. Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar denganlingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya. Hal ini sesuai menurut Mayanoellah (1991:3 ) :

Penyesuaian diri adalah suatu proses psikologis dari individu agar mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya dan memenuhi tuntutannya yang ada karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan, baik secara fisik maupun sosial.

Sebuah pernikahan tidak hanya akan memberikan pengaruh kepada kehidupan masing-masing pasangan dalam pernikahan tersebut, tetapi juga akan berpengaruh pada anak-anak yang akan lahir dari pernikahan tersebut. Sebuahpernikahan yang harmonis diharapkan akan menghasilkan anak-anak yang baik dan mempunyai perangai atau watak yang menyenangkan, karena disesuaikandengan curahan kasih sayang yang didapatkan oleh anak-anak tersebut. Hal ini didukung pendapat Sarwono (1989 : 31)” Pendidikan yang pertama dan utama adalah dari keluarga” . Oleh karena itu, remaja yang melakukan pernikahan muda harus dapat menyesuaikan diri terhadap pasangannya, keluarga maupun lingkungannya. Hal ini merupakan kunci untuk menciptakan pernikahan yang harmonis dan keluarga bahagia. Bagi remaja putri yang menikah muda, proses peyesuaian diri tentunya lebih banyak seperti dalam hal menghadapi perubahan dirinya baik secara fisik, emosi dan sosial. Selain itu perubahan juga terjadi pada lingkungan keluarga, baik dari keluarganya sendiri maupun keluarga dari pihak suaminya. Tidak dapat dipungkiri pernikahan muda yang paling menanggung beban adalah dari pihak wanita. Menurut Hurlock menyatakan:

Remaja putri yangmengalami pernikahan muda harus pula menyesuaikan diri terhadap peran baru yang dimilikinya yaitu sebagai istri. Peran remaja putri sebagai istri dalam pernikahannya diantaranya yaitu, mengurus suami, anak dan rumah tangganya. Sementara remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya seperti menyesuaikan diri dengan kematangan seksual (Mussen, dkk dalam Kartika, 1990: 6)

Untuk melihat selengkapnya dari tujuan penelitian, permasalahan, metode , dasar teori dan daftar pustaka silahkan hubungi kami melalui email

0 comments: