Wednesday 20 January 2016

Penyerapan tenaga kerja oleh industri batik di Bangkalan Madura


Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas, 14/12/2001). Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM kurang mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya UKM barulah muncul belakangan ini saja 
Pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan suatu keharusan sebagai upaya perbaikan perekonomian nasional hal ini karena sebagian besar usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan menengah yang banyak menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya domestik. Diantara usaha kecil dan menengah tersebut, industri batik mempunyai karakteristik yang sangat khusus. Selain itu, batik merupakan kebudayaan Indonesia yang tetap bertahan secara konsisten. Dengan pengaruh motif daerah tertentu, batik berkembang dan menyebar terutama di pulau Jawa, misalnya yang dikenal dengan batik Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pekalongan, Kedungwuni, Tegal, Banyumas, Purwokerto, Kudus, Demak, Surakarta, Yogyakarta, Juwana, Rembang, Lasem dan Madura. Sementara itu sampai saat ini batik dengan motif kedaerahan semakin berkembang secara nasional.
Batik adalah karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia dan patut dilestarikan keberadaannya serta dibudidayakan secara maksimal, dan batik merupakan industri kerajinan yang merupakan usaha turun-temurun dari generasi ke generasi, namun belum sepenuhnya ditangani secara profesional sehingga perkembangannya relatif sangat lamban. Sehubungan dengan hal tersebut, maka industri batik ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan data yang ada serta dari observasi yang telah dilakukan, penyerapan tenaga kerja yang bisa dilakukan oleh industri batik di Bangkalan Madura cukup tinggi. Salah satunya yang berada di Kabupaten Bangkalan tepatnya di Kecamatan Tanjung Bumi, terdapat sentra kerajinan batik Telaga Biru. Desa wisata ini memang sudah menjadi tempat berkumpulnya pengrajin juga pedagang batik sejak puluhan tahun yang lalu. Usaha batik ini merupakan usaha turun temurun dari orang tua mereka, dengan kuantitas produksi rata-rata 200 sampai 250 unit per bulan, besarnya produksi ini merupakan hasil aktivitas pengrajin yang berpendidikan setingkat SD dan SMP. Konon ceritanya awal dari produksi batik madura  pada awalnya ketika sang suami meninggalkan rumah untuk melaut/ nelayan.  Berhari-hari berminggu-minggu bahkan ada yang sampai berbulan-bulan mereka meninggalkan anak istri, bergelut dengan ombak di tengah lautan  . Dan sepanjang waktu itu pula perempuan desa bangkalan menahan rasa rindu. dan meekpresikan rasa kesepiannya dan  rasa cemas atas kese1amatan sang suami mereka mengisi hari-harinya dengan kegiatan membatik.  ia tumpahkan pada selembar kain dengan cara menuangkan dalam bentuk gambar ataupun motif motif burung, daun dan berbagai kehidupan a1am yang ada di sekitar laut mendominasi motif-motif berikutnya Namun demikian keadaan itu justru mengantarkan nama Tanjung Bumi bangkalan melejit, harum menembus batas jauh hingga manca negara.
Oh iya, Para Penelusur tau ga motif-motif batik di Tanjung Bumi, ternyata tuh motif batik Bangkalan lebih dari seribu lho. Bagi orang luar sangat sulit menghafalnya. Nama motif biasanya terkait dengan gambar apa dan cara pewarnaanya yang dikonsonankan dengan bahasa daerah setempat. Nama nama motif itu ada: ramo, banjar ramo, rongterong, perkaper, rawan, serat kayu, panca warna dll. Namun yang paling mahal dan paling terkenal dari batik Bangkalan ini adalah batik Gentongan.

Para adventure pengen oleh-oleh dari bangkalan yang bagus ga?, dijamin ga akan kecewa deh. Karena di Bangkalan juga ada sentra batik yang cukup terkenal, bahkan motif batik di Tanjung Bumi juga beraneka ragam. Dari Pelabuhan Kamal anda cukup memilih angkutan umum sejenis L 300 menuju pusat kota Bangkalan dan langsung menuju Kecamatan Tanjung Bumi dengan ongkos sekitar Rp. 15.000. Bila anda melalui Jembatan Suramadu dengan bus patas dari Terminal Bungurasih Surabaya anda tinggal turun di perempatan Tangkel, lalu menuju pusat Kota Bangkalan dengan angkutan umum. Setelah itu kembali naik angkutan umum menuju daerah pesisir utara Kecamtan Tanjung Bumi dengan L 300.
Dari pemaparan diatas memberikan gambaran bahwa kabupaten Bangkelan mempunyai potensi ekonomi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Pada aspek mikro, industri kecil batik akan memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan bagi pengusaha kecil, dan pada tataran makro, hal tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penyerapan tenaga kerja dan pengalokasian faktor-faktor produksi secara optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat