A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia pada dasarnya merupakan wahana untuk pengembangan diri manusia yang dilakukan secara sistematis, programis dan berjenjang sebagai peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di Indonesia itu pula, sudah mengalami perubahan-perubahan kurikulum khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Moral.
Pada tahun 1976 kurikulum untuk mata pelajaran Pendidikan Moral dikenal dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP), kemudian pada tahun 1994 dengan kurikulum 1994 sebagai hasil penyempurnaan kurikulum 1986 dikenal dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan pada tahun 2004, di mana kurikulum sudah dibakukan dengan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), maka mata pelajaran PPKn diubah lagi menjadi mata pelajaran Kewarganegaraan. Mata pelajaran Kewarganegaraan ini hanya berlaku untuk kelas VII SMP sampai III SMU, sedangkan untuk Sekolah Dasar (SD) dikenal dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKPS).
Perubahan-perubahan kurikulum pendidikan yang telah terjadi di dalam Indonesia menuntut para pengajar pendidikan atau guru di sekolah Dasar, SMP, dan SMU untuk berusaha merubah pola persiapan mengajarnya yang sesuai dengan kurikulum yang telah diberlakukan. Persiapan mengajar yang dilakukan oleh para guru berupa membuat Rancangan Pelajaran (RP) dan Satuan Pelajaran (SP) yang perancangannya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk bahan pedoman terstruktur dalam mengajar agar tidak lepas dari kurikulum dan materi yang telah dirancang.
Persiapan pengajaran yang telah disiapkan oleh guru akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya guru harus mampu membuka pelajaran sebagai langkah awal untuk memulai pelajaran. kemudian setelah membuka pelajaran guru harus mampu melaksanakan inti pelajaran yang telah disiapkan dan direncanakan di dalam satuan pelajaran. setelah itu, yang terakhir guru harus mampu menutup pelajaran dengan memberikan kesimpulan diakhir pelajaran yang akan telah berakhir. Di sela-sela penutupan dalam proses pembelajaran setidaknya perlu ada evaluasi daya serap untuk siswa sebagai bukti bahwa siswa telah memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.
Berdasarkan sumber Diknas Propinsi untuk daerah Jawa Tengah tahun 2000/2001 untuk prestasi belajar yang dicapai siswa masih kurang maksimal, hal ini dilihat dari perolehan Nilai Ebtanas Murni pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 menunjukkan kecenderungan yang menurun yaitu nilai rata-rata hanya 5,11 dan nilai tertinggi yang dicapai hanya 7,06 serta nilai terendah yang dicapai 3,26 (Depdiknas,2001). Hal ini menuntut kepada guru untuk terus meningkatkan motivasi belajar siswa, agar supaya giat belajar, disamping itu juga guru harus memiliki kesiapan yang matang dalam membina dan membimbing siswa-siswinya.
Hasil tes yang dicapai oleh siswa berhubungan erat terhadap penguasan materi dari seorang pengajaran, di mana dalam penguasaan materi pelajaran merupakan suatu yang sangat penting sekali dalam mentransferkan ilmu pengetahuanya kepada siswa. Jika materi pelajaran yang sudah dikuasai guru dengan matang dan sangat memahami betul tentang materi yang akan diajarkan, akan berdampak pada siswa yang akan lebih memahami materi yang dijelaskan oleh pengajar (guru).
Penelitian Sutarto pada tahun 1985 mengenai perbandingan hasil pelatihan kompetensi guru-guru dalam mengajar di SD Depok 1 Bogor Jawa Barat. Menyimpulkan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, kompetensi guru-guru yang sudah dan belum mendapat pelatihan atau pembinaan profesional dalam pengajaran. Sekitar 60% guru-guru yang mengikuti pelatihan kompetensi guru dalam mengajar dapat menerapkan prosedur pengajaran dengan baik dan dapat dipahami oleh siswa. Sekitar 40% guru-guru yang tidak mengikuti pelatihan kompetensi kompetensi guru dalam mengajar kurang memahami dalam menerapkan prosedur pengajaran.
Sedangkan penelitian Sarifuddin pada tahun 1998, dalam penelitiannya mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dan pengalaman mengajar dengan sikap profesional guru SD dalam proses pembelajaran di Kabupaten Kebumen. Menyimpulkan, bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan erat dengan sikap profesional guru SD dalam proses pembelajaran dan juga pengalaman guru dalam mengajar memiliki hubungan yang erat dengan sikap profesional guru SD dalam proses pembelajaran, serta memiliki hubungan yang sangat erat antara kedua variabel tersebut dengan sikap profesional guru SD dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan di atas telah membuktikan, bahwa guru perlu memiliki keahlian dalam mengajar sehingga menjadi profesional dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kompetensi guru mencakup kemampuan dan keterampilan untuk merancang program pelajaran, menyusun dan melaksanakan strategi belajar mengajar, mengevaluasi dan menyempurnakan pembelajaran. Kompetensi guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengajar yang dapat mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Penguasaan materi pada penelitian ini adalah penguasaan guru pada mata pelajaran PPKn kelas VI SD, di mana mata pelajaran ini adalah mendidik siswa dalam pembinaan moral dan akhlak di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, melalui hasil latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui dan juga meneliti hubungan persiapan mengajar guru dengan penguasaan materi PPKn kelas VI SD di Kecamatan Purwosari Gunungkidul untuk tahun ajaran 2013/2014..
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Hubungan antara persiapan mengajar dengan penguasaan materi.
- Hubungan antara dukungan orangtua dengan prestasi mengajar guru.
- Hubungan latar belakang pendidikan dengan proses mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka permasalahan akan dibatasi pada hubungan antara persiapan mengajar dengan penguasaan materi PPKn kelas VI SD.
D. Rumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah hubungan antara persiapan mengajar guru dengan penguasaan materi PPKn kelas VI SD di Kecamatan Purwosari Gunungkidul untuk tahun ajaran 2013/2014.?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persiapan mengajar guru dengan dengan penguasaan materi PPKn kelas VI SD di Kecamatan Purwosari Gunungkidul untuk tahun ajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis pada penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKn
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis pada penelitian ini adalah memberikan kontribusi pada para guru Sekolah Dasar khususnya SD di Kecamatan Purwosari Gunungkidul dan umumnya di SD lainnya. Memberikan kontribusi pada instansi atau universitas sebagai penambah data perpustakaan pendidikan.
Selengkapnya mengenai dasar teori dan metode silahka hubungi kami
0 comments:
Post a Comment